Konservasi Penyu di Pantai Saba

DSC00922

Pantai Saba, di daerah Gianyar Bali, memang belum seterkenal Kuta, Sanur, atau Pantai Padang-Padang dan Pantai Pandawa. Pasir nya yang hitam dan jaraknya yang lumayan jauh dari ibu kota provinsi Bali, Denpasar, membuat pantai ini tidak menjadi tujuan utama wisata di pulau Dewata.

DSC00920

Namun, bukan berarti tidak ada daya tarik apapun yang bisa ditemui di pantai ini. Pantai Saba sendiri, dipagari oleh bangunan-bangunan villa mewah yang menghadap langsung ke laut lepas. Suasana tenang dan jauh dari hiruk pikuk pariwisata Bali, membuat pantai ini cocok sekali untuk anda yang tidak suka dengan keriuhan.

Dipantai ini pula, berdiri bangunan setengah tertutup yang ternyata adalah bangunan konservasi penyu di Saba. Dibangunan utama, kita akan melihat penyu-penyu yang masih kecil-kecil (tukik), dalam bak-bak dari semen yang terpisah-pisah. Disini, penyu-penyu yang baru saja menetas, akan di rawat terlebih dahulu sebelum dilepasliarkan ke laut luas.

DSC00915

Terpisah dari bangunan utama, sebuah bangunan lain setinggi kurang lebih satu meter, membentuk bak yang penuh berisi pasir dengan nomor-nomor yang ditancapkan, sebagai penanda, merupakan telur-telur yang akan menetas. Mereka dierami dan dijaga dari gangguan hewan pemangsa seperti anjing atau yang lainnya. Nomor-nomor itu, diberikan dan disusun, agar bisa dengan mudah dikontrol waktu penetasanya.

DSC00925

Konservasi penyu di pantai saba, digagas oleh seorang pria berkulit gelap, bernama pak Made. Beliau, tergugah untuk menyelamatkan penyu, yang dahulunya sering sekali dibunuh masyarakat untuk keperluan konsumsi atau upacara. Beliau kemudian berkoordinasi dengan masyarakat sekitar untuk mendirikan bangunan ini. Dari hasil ngobrol-ngobrol di lokasi, sementara beliau bekerja untuk membuat peralatan sesembahan, bapak yang ramah ini, bercerita banyak tentang populasi penyu yang makin lama-makin berkurang di Saba.

Rupanya, telur penyu yang baru akan menetas itu, tak boleh kena banyak air. Maka, ketika hujan turun, pak Made dan seorang rekannya lagi, berlari tergesa-gesa menutup terpal yang sudah disiapkan.

DSC00923

Meski tidak di gaji, beliau mengaku senang mengerjakan pekerjaan ini. Bisa berguna untuk anak cucu kelak, begitu katanya. Hormat untuk anda, pak. [IBM0515]

Tagged , , , , , , ,

Leave a comment